Jumat, 26 September 2014

Setelah menghabiskan waktu di ujung genteng, Travelovely melanjutkan perjalanan ke Ciwidey, Bandung. Perjalanan melewati sukabumi dan tembus ke bandung melalui Cianjur, berangkat jam 8 pagi dari Ujung Genteng dan sampai di Ciwidey jam 22.00, Perjalanan yang sangat melelahkan dikarenakan macet dimana-mana. tapi cukup beruntung karena sampai Ciwidey jam segitu, dikarenakan macet di daerah situ sudah terurai, dengan menyewa villa situ patenggan, yang muat untuk 25 Orang, sesampai di villa, perlengkapan diturunkan, dan semuanya bersiap-siap untuk bersih-bersih, malam ini dihabiskan dengan istirahat dikarenakan kondisi badan yang sudah kelelahan.

Suasana Pagi Situ Patenggang


Keesokan harinya, petualangan di Lanjutkan, mentari pagi sudah menyambut dengan kehangatannya di tempat yang memiliki udara yang sejuk ini, udara yang bersih. akan tetapi kami datang pada saat liburan sehingga Situ Patenggan lumayan penuh oleh pengunjung. di Situ patenggang kita bisa melakukan rekreasi air, berupa sepeda air dan kapal yang akan mengantarkan kita ke batu Cinta, sebuah batu yang menjadi Landmarknya dari Situ Patenggang.

Villa Situ Patenggang
Tapi, bagi teman-teman yang suka dengan petualangan dan alam, cobalah berjalan kaki menuju ke batu cinta, cukup dekat dan melewati kebun teh. sayangnya travelovely datang ketika pohon-pohon teh sedang di pangkas, andaikan datang pada saat kondisi pohon teh sedang hijau, dijamin pemandangan akan sangat indah. semoga sharing ini bisa menambah referensi teman-teman.


Foto-foto lainnya bisa di lihat di Galery Photo

Travelobely - Travel with Love Everywhere and Everytime

Photo : Edyson Photography for Travelovely

Sabtu, 13 September 2014

-- Day 2..


Hari kedua di ujung genteng, rombongan kami bangun jam 3 pagi, karena sudah janjian dengan guide yang akan mengantar kami berkeliling ujung genteng dan tempat-tempat lainnya,
cukup murah karena perorang kurang lebih hanya 50 ribu untuk menjelajahi ujung genteng.

perjalanan dimulai jam 4 pagi, kami bergegas menuju ujung dari pantai Ujung Genteng untuk melihat sunrise, untuk kebanyakan orang mungkin pantai ini standar, akan tetapi bagi para pencinta Fotografi, pantai ini ideal untuk melakukan foto sunrise karena pantai yang landai dan banyak kapal-kapal nelayan yang sandar.
Sunrise Ujung Genteng
Tapi ketika kami kesana agak kecewa karena langit sedang tidak bagus.
akhirnya ketika menunggu cukup lama, sang surya mengintip juga dari balik cakrawala.

Jam 6 kami bergegas melanjutkan perjalanan, kali ini kami menuju ke curug Cikaso, tadinya dalam pikiran saya, Curug Cikaso itu dekat dengan Ujung Genteng, tapi ternyata salah, dengan menggunakan mobil, jarak Ujung Genteng ke Curug Cikaso masih lumayan jauh, sekita 30 KM,

Perjalanan di mulai lagi,jalanan yang sangat mulus menuju ke Cikaso sangat indah pemandangannya, kita akan melewati samping tebing yang di sebelah kiri ada jurang yang dalam, tetapi menawarkan pemandangan yang luar biasa.

kira-kira 30 menit, akhirnya sampai di cikaso,
ada 2 opsi untuk menuju ke Curug dari parkiran mobil, pertama menggunakan kapal, kedua berjalan kaki melewati persawahan. untuk teman-teman, saya sarankan ambil jalan berjalan kaki, karena sangat dekat. apabila menggunakan perahu, kita harus membayar 60 Ribu padahal jaraknya sangat dekat. berjalan kaki tidak sampai 5 menit kita sudah tiba di curug cikaso. selain karena dekat (dan irit tentunya hehe), perjalanan dengan jalan kaki juga menawarkan pemandangan yang bagus.
ternyata memang curug ini sangat indah, ada 3 curug yang menjadi 1, dari ketiganya, ada urban legend yang berkembang di masyarakat sekitas, 1 adalah pemandian Prabu Siliwangi, 1 pemandian Nyi Roro Kidul, dan 1 lagi pemandian (saya lupa hehehe)

Perjalan menuju cikaso dengan berjalan kaki
Curug Cikaso

Curug Cikaso

Dari Curug Cikaso, perjalanan berlanjut ke Pantai Mina Jaya,
pantai ini sangat TIDAK DIREKOMENDASIKAN, karena begitu banyak pungli disini, meminta sunbangan secara paksa, dan pantainya PENUH banget, sampai-sampai mencari tempat yang kosong buat duduk saja susah, untuk teman-teman yang ke ujung genteng, saya sarankan jangan pernah ke pantai ini.

Perjalanan berlanjut lagi, kali ini ke "Tanah Lot" nya Ujung Genteng, namanya Amanda Ratu, ini juga pantai, akan tetapi ini merupakan pantai karang, dan ini komplek ini merupakan milik dari penguasa indonesia dulu. dan lumayan angker karena sudah lama tidak di tinggali.
disini juga ramai akan tetapi tidak seramai di Mina Jaya. angin berhembus sepoi-sepoi karena di kelilingi kebun kelapa, jarak dari ujung genteng relatif dekat, kurang lebih hanya 3 KM, bagi yang membawa anak-anak, disini juga ada kolam renangnya.

"Tanah Lot" Amanda Ratu

"Tanah Lot" Amanda Ratu
Well, perjalanan hari kedua di Ujung Genteng dan Cikaso berahir, setelah dari Amanda Ratu, kami kembali ke Ujung Genteng untuk bermalam dan kembali melakukan perjalanan esok harinya ke Ciwidey, Bandung.

Salam Travelovely ---

Download Ebook Trip Ujung Genteng klik - Download

Rabu, 06 Agustus 2014


hai sobat travel, seperti yang sudah saya postingkan sebelumnya, rencana untuk mengunjungi salah satu pantai di ujung selatan pulau jawa akhirnya tercapai.tepat tanggal 28 Juli 2014 saya dan rombongan berangkat dari Bekasi menuju ke ujung genteng. memang sengaja memilih hari pertama lebaran agar terhindar dari kemacetan. Jam 5 pagi kami start dari rumah dan sampai di UG sekitar jam 3, itu pun sudah berhenti makan siang di Pelabuhan ratu. rute yang saya ambil adalah Bekasi- Ciawi-Cibadang-Cikidang-Pelabuhan Ratu-Surade-UG, perjalanan lancar hanya tersendat sedikit ketika mendekati pintu tol Ciawi, selepas itu sudah lancar jaya,

Untuk sobat travel yang ingin mengikuti rute yang saya lalui, harap berhati-hati di daerah cikidang, dikarenakan jalan dengan tanjakan dan turunan yang cukup extrem, dan sangat tidak disarankan melewati daerah ini pada malam hari karena gelap dan cukup serem(pengalaman ketika ke sawarna) dan ada baiknya isi bahan bakar anda sampai penuh, karena sepanjang jalan ini tidak ada pom bensin.

OK, lanjut ke UG, kami menginap di Pondok Hexa, penginapan yang sangat bagus menurut saya, kami menyewa 1 rumah dengan 3 kamar tidur dan semuanya ber AC, semalam dengan harga Rp.1.650.000, menurut saya harga yang tidak mahal untuk penginapan seperti ini, dan terletak di pinggir pantai persis. sore harinya kami berjalan di pantai untuk menikmati sunset, ada 1 penginapan lagi yang menurut saya sangat romantis. yaitu beach turtle, disini restorannya dibuat seperti nuansa bali dan sangat romantis untuk dinner.

akhirnya saat-saat yang ditunggu tiba, sunset. sunset yang sangat indah di UG ini, matahari mengintip dari celah-celah awan, langit yang biru bersih,menikmati sunset di UG dengan orang-orang tercinta sangat indah. malamnya kami istrhat untuk melanjutkan petualangan di esok hari menjelajahi curug Cikaso dan beberapa pantai lainnya.
Bersambung .......

Sabtu, 05 April 2014


Ada satu kawasan wisata yang lumayan dekat dari jakarta, akan tetapi apabila kita ke sana pada saat weekend, jalanan akan sangat macet karena akan melewati daerah puncak, cibodas terletak di kaki gunung gede, dan merupakan pos 1 untuk pendakian gunung tersebut. untuk mencapai air terjun/curug, kita akan melalui jalur pendakian dan lumayan menguras stamina.tapi pemandangan yang hijau di kiri dan kanan di tambah udara yang sejuk, membuat perjalanan menyenangkan


Sebelum sampai ke curug, kita akan menemukan telaga warna, memang air disini berwarna hijau, dan sejuk banget.
Telaga Warna
kita juga akan menemukan jembatan yang dulu dari kayu, sekarang sudah di ganti menggunakan semen.
akhirnya sampai juga ke curug, walaupun dengan kepayahan karena berat badan saya di atas rata-rata.
tapi cukup puas dengan pemandangan disana.

pemandangan di curug, indah, dan menyejukkan.
Pulau Tidung, sebuah pulau kembar yang ada di perairan Jakarta, hanya membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 3 jam untuk bisa mencapai pulau ini. bisa melalui muara angke dan bisa juga melalui ancol.
untuk yang backpaker, saya rekomendasikan melalui muara angke, keberangkatan kapal dari sini tidak perlu menguras kantong dalam-dalam. cuma harus melalui perjuangan untuk sampai ke kapal, kadang kala harus melalui beberapa kapal terlebih dahulu untuk mencapai kapal yang akan kita tumpangi.

untuk yang tidak terkendala dengan budgeting, silahkan gunakan ancol/marina, karena disini disediakan kapal cepat dengan pelayanan yang ok, dan pastinya lebih cepat daripada menggunakan kapal kayu dari muara angke.

perjalanan yang cukup melelahkan karena harus bangun jam 4 pagi karena rumah di bekasi, melalui perjalanan ke muara angke dan sukses terjebak macet di jalan masuk ke pelabuhan. bagi yang tidak tahan dengan bau amis, wajib menyiapkan penutup hidung atau sesuatu untuk menghilangkan bau.karena akan melewati pasar ikan yang baunya luar biasa cetar membahana.



singkat cerita sampai juga ke pulau tidung, kaget terheran-heran kenapa disini rame banget ya, uda kayak jakarta di pindahin ke sini, akhirnya tersadar kalau sekarang adalah tanggal 31 desember, ternyata banyak sekali yang ingin menghabiskan malam tahun baru di pulau ini, membuat penuh sesak dan sangat tidak nyaman,
saran admin, jangan pernah berlibur ke tidung ketika malam pergantian tahun, karena tidak ada bedanya dengan di jakarta.
sempat tidur sebentar, dan dengan penuh percaya diri, bangun, ambil tripod, nenteng kamera, buka pintu mau foto sunset, dan ternyata Tuhan berkehendak lain, Hujan deras saudara-saudara. niatan untuk foto sunsetpun sirna,(gakpa, masih bisa foto sunrise besok),
hujan berlanjut sampai jam 23.46 WIB, tahu aja y mau pesta kembang api,
kebangun juga akhirnya untuk melihat pesta kembang api.

Esok harinya, sempat cemas karena sinar matahari tidak mau menampakkan diri, karena tertutup awal, padahal sudah dari jam 4 stand by di pinggir laut, akhirnya dia menunjukkan diri juga walaupun malu-malu.




seharunya Jadwal kapal kami adalah jam 11, tapi apa mau dikata. penuh sesak coy, akhirnya menunggu lagi dan jam 3 baru bisa naik kekapal dan kembali menuju jakarta.

tips :

- Jangan membawa barang berlebihan
- Gunakan pakaian yang nyaman untuk anda dan orang lain.
- siapkan obat-obatan pribadi
- Siapkan uang tunai, karena tidak ada ATM di pulau.
- Siapakan Sun Cream







Siapa yang menyangka, di daerah bekasi ada satu danau yang lumayan menarik untuk di kunjungi, yups, benar sekali danau cibereum biasa orang-orang sekitar menyebutnya,
pemandangan sunrise atau ketika matahari akan terbit di daerah sini sangat indah, perpaduan cahaya jingga matahari pagi, ilalang, danau, dan ada juga sawah di sekitar danau, bisa membuat kita lupa bahwa kita berada dipinggiran kota jakarta yang penuh dengan kebisingan.


Apabila kita beruntung, kita bisa melihat gunung gede atau gunung pangrango(salah satu gunung tersebut), menjulang tinggi di sebelah selatan. kalau travelovely datang pada sore hari, tempat ini akan penuh dengan pengunjung, ada yang bersama keluarga, ada yang bersama pasangan.
yang sangan disayangkan adalah sampah berserakan dimana-mana, seandainya lebih di tata lagi, wisata di daerah ini bisa sangat berkembang, 1 hal lagi, tempat ini adalah surga bagi penyuka makro fotography.











Sabtu pagi sudah bersiap-siap dari bulak kapal (Bekasi) untuk menuju muara angke, untuk menyebrang ke sebuah pulau eksotis dengan nama Pulau Pari. Sebuah pulau kecil di dalam gugusan kepulauan seribu yang secara administratif masuk kedalam wilayah DKI Jakarta.

Kapal Kharisma Anugrah yang merupakan kapal kayu mengantarkan kami ke Dermaga Pulau Pari, di temani oleh air laut hitam di muara angke dan bau menyengat dari ikan-ikan di pasar ikan.

 



Suasana di Kapal Kharisma Anugrah ( Take Nikon D3100 )
sampai di kapal tepat pukul jam 07.00 pagi, menunggu sejenak sampai kapal penuh dan berangkat. perjalanan kurang lebih 2 jam dari angke - Pari. Begitu kapal meninggalkan pantai Jakarta, kami sudah di sambut oleh keruhnya air laut di teluk jakarta ini yang hitam dan penuh sampah.

Perjuangan yang di iringi nekat terbayar setelah sampai di Pari, pulau yang masih sangat bersih dan asri, jauh dari jamahan tangan manusia.

Salah satu Pemandangan di depan dermaga Pulau Pari (Take Nikon D3100)
 Pantai yang mengelilingi pulau ini begitu eksotik untuk di rekam dalam memori kamera. berikut beberapa foto sunset dan sunrise yang terekam dalam kamera kesayangan Nikon D3100.

Sun
Pantai Perawan ( Take Nikon D3100 )

Sunrise @ Pantai Perawan ( Take Nikon D3100 )
Sunrise @ Pantai Perawan ( Take Nikon D3100 )

Sunrise @ Pantai Perawan ( Take Nikon D3100 )

Sunrise @ Dermaga Pari ( Take Nikon D3100 )

Terumbu Karang di Pantai Tak berpenghuni ( Take Nikon D3100 )

Sunrise @ Dermaga ( Take Nikon D3100 )

No Name Bridge ( Take Nikon D3100 )

Sunrise @ Pantai Perawan ( Take Nikon D3100 )

Perahu-perahu di Pantai Perawan ( Take Nikon D3100 )

Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

Pantai LIPI bibit bakau ( Take Nikon D3100 )

Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

Sunset @ Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

Sunset @ Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

Sunset @ Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

Sunset @ Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

Sunset @ Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

Sunset @ Pantai LIPI ( Take Nikon D3100 )

ebook Pari island bisa di download disini : Download

Search

Buy My Photo in :

Eddywu Stock Images

Instagram

--

Popular Posts

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Tiket dan Hotel

S

Search Here

Like

Copyright © Travelovely - Travel with love everywhere and everytime | Powered by Blogger
Distributed By MyBloggerThemes | Design by SimpleWpThemes